Religius Omnis Scentarium Ainima

Begin with Andi, end with Verita. Forever 45!

Iseng buka-buka profile kita di yahoogroups, lalu terlihatlah message history di mailing list kita.


Naik-turun komunikasi di antara kita. Bagaimana pun, setiap orang punya prioritas berbeda di setiap saat. Tetapi, X-Gen akan tetap ada, menjadi rumah yang selalu menanti kepulangan kita dari perjalanan hidup kita, sejauh apa pun itu.

Because, we can buy a house, but not a home.
And X-Gen will be our eternal home sweet home.


Ternyata X-Geners ada yang jadi blogger aktif, entah di blogspot, wordpress, atau pun di friendster. Buat yang sudah punya blog, tapi masih malu-malu, marilah kemari saudara/i-ku.

Ini blog yang bisa saya dapatkan. Menyenangkan bagaimana melihat pemikiran teman-teman sekarang ini.

Listed with no particular order.

- Astri Napitupulu - Speaking Mind .... --> belongs to our Astri.
- Sihiteezra's Weblog --> belongs to our Ezra.
- Sejarah Mencatat, Manusia Mengamati --> belongs to our Joly.
- shua 4 natzing --> belongs to our Heriany.
- Thinking about Things --> belongs to our Mona.
- Serendipity --> belongs to our Rudi.

Jadi, buat yang lain ... kapan mempublikasikan alamat blog kalian?


Ps.: will be edited if list is anew.

Edit #1 --> changed Heryani to Heriany. (Betet ... maap, ya!)
Edit #2 --> added Astri's blog to the list.

X-Geners,

Maaf, kalau blog ini telah terabaikan sekian lama. Tadi kalimat religius omnis scentarium ainima tiba-tiba muncul di kepala dan saya pun berniat untuk googling. Mencari arti sebenarnya karena dulu teringat ada X-Gener (maaf, saya lupa siapa) yang bilang, kalau tak ada kalimat seperti itu. Dan hasil googling saya adalah ... tada! Blog ini. Yap, karena Patar - sang kreator blog ini - memakai kalimat itu sebagai tagline blog kita ini.

Ah ya, tak apalah bila memang ungkapan religius omnis scentarium ainima tak pernah ada di sejarah atau kamus kalimat bijak manapun. Bukankah itu menjadikannya lebih bermakna dan eksklusif bagi angkatan kita? Jangan pedulikan kebenaran tata bahasanya, karena makna melebihi barisan huruf yang membentuknya.

Sebentar ... kenapa saya jadi lupa cara mengartikannya? Otak ini memang sudah menua. Apakah kita dulu mengartikannya: Agama tanpa Ilmu Pengetahuan adalah sia-sia? Atau: Agama tanpa Ilmu Pengetahuan adalah buta?

Entah yang mana pun itu, kesimpulannya sama: agama dan ilmu pengetahuan tidak akan berdiri sendiri. Bukankah demikian, X-Geners?

Terima kasih kepada alm. Pak MAS yang menghadiahi kalimat itu kepada kita.