Religius Omnis Scentarium Ainima

Begin with Andi, end with Verita. Forever 45!

Bagi Anda yg tidak tertarik silahkan lewat saja, jangan dibaca. Bagi Anda yg tertarik, marilah sama2 terbang.... tinggalkan segenap urusan & hiruk-pikuk dunia utk sementara, kita arungi alam filsafat di dunia antahberantah....
Apakah yg Anda rasakan kira2 100 tahun yg lalu? Kita tidak merasakan apa2, lalu tiba2, kira2 21 tahun yg lalu Tuhan taruh diri kita di dalam tubuh yg berwujud yg kita sebut manusia. Bahkan kita baru ingat diri kita mulai kira2 18 tahun yg lalu hingga sekarang. Sebelumnya? Entahlah....Lalu kita kenali alam luar ini dgn panca indera. Akan tetapi aku hanya menjadi aku, bukan kau. Jadi aku tak tahu bagaimana kau memandang dunia ini, bagaimana persepsimu atas dunia luar ini. Bisa jadi sama dgn yg aku pandang, bisa jadi berbeda.
Tak pernah ada s'orang pun yg tahu bagaimana org lain mempersepsikan dunia luar ini, sebab Tuhan hanya "melangsungkan"aku sebagai aku dan kau sebagai kau. Aku tidak akan pernah menjadi kau dan kau pun tak akan pernah menjadi aku. Kalau pun aku masuk ke dalam tubuhmu, maka aku tetap akan merasa bahwa aku adalah aku, bukan kau. Juga dgn binatang. Kita tak pernah tahu bagaimana binatang mempersepsikan dunia luar termasuk diri kita. Bagaimanakah dunia luar & diri kita nampak oleh mereka? Kita tak tahu & tidak akan pernah tahu, sbb kita tidak pernah menjadi mereka. Begitu pula dgn tumbuhan. Bagaimanakah mereka mempersepsidunia luar termasuk diri kita?
Oh... bagaimanakah kiranya jika Tuhan menciptakan kita sebagai sebutiratom? Bagaimana alam luar nampak oleh kita? Bagaimanakah jika kita menjadi elektron yg terus-menerus berkeliling dgn pesat di sekitar inti atom? Bagaimana dunia nampak oleh kita? Bagaimana jika kita diciptakan sbg sebuah foton yg melancar dgn pesat di alam jagad raya? Bagaimana jika kitamenjadi sel2 makhluk hidup? Bagaimana dunia luar nampak oleh kita? Bagaimana jika kita menjadi tumbuhan? Bagaimana jika kita menjadi binatang? Bagaimana jika kita menjadi sebuah bintang di langit yg lahir kira2 15 miliar tahun yg lalu? Bagaimana kita mempersepsi dunia luar?Kita tidak tahu & tidak akan pernah tahu, sbb sekali lagi, Tuhan hanya"melangsungkan" diri kita ke dalam satu masa, yakni manusia. Itu pun aku tak mungkin menjadi kau dan kau tak mungkin menjadi aku. Akan tetapi sepertinya ada satu hal yg sama. Sebagai apa pun kita diciptakan Tuhan, sepertinya kita akan merasa bahwa aku adalah aku, bukan makhluk lain. Aku akan merasakan eksistensiku. Aku akan merasakan subjektivitas diriku sendiri. Sepertinya Tuhan telah menyusupkan perasaan bahwa "aku adalah aku" kepada segenap isi jagad raya.... termasuk manusia.
Sekarang yg jadi pertanyaan: Siapakah aku? Siapakah aku yg berpikir, aku yg berangan2, & aku yg merasakan? Kira2 100 tahun lalu aku tak merasakan apa2, lalu tiba2 aku jatuh ke dunia kelam ini kira2 21 tahun lalu. Ada apakah gerangan dengan alam luar tempatku sebelum jatuh ke sini? Lalu bagaimana dengan aku sebelum alam ini terbentuk kira2 15 milyar tahun lalu? Di manakah aku waktu itu? Bagaimanakah dgn dimensi alam sana? Entahlah....Yang jelas sekarang ini kita sedang bermimpi & menunggu saat bangun dari mimpi. Masing2 punya waktu bangun sendiri2 yg aku & kau tak pernah tahu kapan itu. Sebentar lagi, ya, sebentar lagi mungkin tak'kan melebihi 100 tahun. Aku & kau 'kan bangun dari mimpi ini....
Tapi lebih dari itu apakah arti mimpi ini...? Huahahahaha...... Akankah waktuku & waktumu habis hanya utk blajar Modern Control, Acoustic, ISP Industri, ISP Analitik, dengerin musik jazz, rock, pop, dsb...? Dah... mari kita berhenti terbang sejenak. Kita kembali ke mimpi lagi sejenak. Mari kita belajar buat UAS minggu depan. Mari kita kerjakan tugas ISP Analitik, tugas komo, dsb. Mana yg lebih nikmat? Belajar ISP buat UAS atau melang-lang buana 'tuk melihat mimpi ini? Oh mimpi... Oh diriku...Siapakah aku...? Entahlah. Thx.

1 comments:

Filasafat Eksistensi. Dikembangkan (kalau tidak salah) oleh Jean Paul Satre. Ada dan ketidaan.
Logika anatomis, dikembangkan oleh Bernand Russel. Dan sekarang digabung menjadi Aku dalam karya "Terbang" ini. Sungguh dalam, sehingga membawa pikiran kita melayang-layang terbang dikehampaan, dan mendarat dengan pertanyaan "Siapa sebenarnya Aku?"